Cari

Minggu, 30 Januari 2011

Rumah Tradisional Suku Tolaki (Sultra)

Jenis-jenis  tempat berlindung  dan tempat tinggal telah banyak mendapat perhatian dari para antropolog. Aneka bentuk perlindungan telah teridentifikasi dalam bentuk literatur antropologi beteckning. Hasil identifiksi tersebut menunjukan bahwa, tempat tinggal/berlindung yang terbuat dari kayu, bambo serat, jerami serta kulit kayu dapat dijumpai disetiap benua. Rumah yang terbuat dari tanah liat dapat dijumpai di daerah-daerah yang sangat kering sekali dengan curah hujan sangat rendah (afrika).
Secara antropologis, bentuk rumah manusia dikelompokan ke dalam tiga jenis, yaitu: rumah yang setengah dibawah tanah (semi-subterranian dwelling), rumah diatas tanah (suface dwelling), rumah diatas tiang (pile dwelling). Dari sudut penggunaannya, tempat berlindung dibagi tiga golongan, yaitua: tadah angin, tenda atau gubuk yang bisa dilepas, dibawa dan dipasang lagi; serta rumah untuk menetap. Rumah untuk menetap memiliki beberapa fungsi sosial. Diantaranya rumah tempat tinggal keluarga inti, tempat tinggal keluarga besar, rumah suci, rumah pemujaan, rumah tempat berkumpul umum serta rumah pertahanan.
Secara universal rumah tinggal dikalangan suku bangsa Tolaki disebut Laika (Konawe) dan Raha (Mekongga), yang berarti rumah ada juga istilah yang menunjukan rumag seperti poiaha. Pada masa lalu laika pada orang Tolaki masih dikenal oleh beberapa daerah ini dapat ditelusuri dari toponimi daerah seperti Desa Laikaaha Kecamatan Ranomeeto Konawe Selatan di daerah ini pernah berdiri laika aha atau rumah induk yaitu rumanya penguasa Kerajaan Konawe daerah sebelah barat Tambo tepuliano Oleo Kerajaan Konawe yaitu Sorumba bekas rumah tersebut masih dapat kita saksikan secraa arkeologis. Terdapat juga nama daerah yang menggunakan nama Desa Laikaaha terletal di Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe Sekarang hal ini sesuai sumber yang diungkapkan oleh Paul und Frederic Sarasin (1904) yang merupakan rumah kepala adat atau kepala suku (Pu’u tobu). Bentuk tipologi rumah adat juga pernah berdiri di daerah Wawonggole yang dikenal dengan laika sorume. Pada paruh tahun 1904-1960an di daerah ini masih kita jumpai rumah-rumah penguasa seperti laika Kataba salah satunya Kataba Pu’u tobu Tongauna, Kataba Sembe Benua, dll. Rumah tinggal ini ada beberapa jenis yang dapat dijelaskan sbb:
a.      Laika Mbu’u” (rumah induk atau rumamh pokok)
Laika mbu’u (di konawe), laika raha (di mekongga/kolaka), artinya rumah pkok. Disebut demikian karena bentuknya lebih besar daripada rumah biasa. Rumah semacam ini didirikan dipinggir kebun atau ladang menjelanga akan dimulainya panen dan biasanya ditempati oleh beberapa keluarga.
b.      Rumah di kebun “Laika Landa”
Laikan landa, yakni jenis rumah tinggal yang didirikan ditengah-tengah atau dipinggir kebun dan didiami oleh satu keluarga. Rumah ini ditempati selama proses pengolaan kebun sampai selesai. Setelah selesai panen dan padi sudah selesai disimpan dilumbung padi (o’ala), rumah ini biasanya ditinggalkan jadi laika ini bukan tempat tinggal permanen.
c.       Patande
Laika patande adalah jenis rumah yang didirikan titengah-tengah kebun sebagai tempat istirahat. Bentuk konstruksi bangunannya lebih kecil daripada laika landa di atas.
d.     Laika kataba
Laika kataba adalah jenis rumah papan. Bahan-bahannya terdiri dari balok dan papan. Rumah ini didirikan dengan memakai sandi atau kode tertentu, jenis rumah ini masih kita temukan di daerah kabupaten konawe di kelurahan lawulo, kecamatan anggaberi yang dibangun oleh Dr. H. Takahasi Rahmani, M.Ph.
e.      Rumah penguburan (Laika sorongga atau laika nggoburu)
Laika sorongga atau laika nggoburu yaitu rumah  makam bagi raja (mokole/sangia) pada masa laludi kerjaan konawe atau rumah makam bagi keluarga raja, pada rumah tersebut tinggal beberapa rumah tangga budaknya untuk menjaga makam tersebut yang di dalamnya terdapat soronga. Pada masa lalu rumah soronga atau laika nggoburu terdapat didaerah meraka wilayah Kecamatan Lambuya sekarang.
f.        Rumah Pengayauan “Laika Mborasaa
Laika Mborasaa, adalaha jenis rumah yang didirikan pada suatu tempat sebagai tempat penjagaan dan sebagai tempat istirahat bagi orang-orang yang telah melaksanakan tugas mengayau (penggal kepala) ke beberpa tempat di daerah sulawesi tenggara. Pada zaman dahulu pra pemerintahan Belanda, rumah ini sering menjadi sasaran para penjahat untuk merampok orang-orang yang hendak lewat istirahat di laika mborasa’a untuk istirahat. Jenis rumah ini hanya satu buah yaitu bertempat di lalondae (kabupaten kolaka sekarang), jenis rumah ini sudah tidak ditemukan lagi.
g.      Rumah tempat tinggal Raja “Komali”
Komali adalah jenis laika owose (rumah besar), khusus untuk tempat tinggal Raja. Rumah semacam ini tinggi dan kuat. Bahan-bahannya tetrdiri dari kayu, bambu dan atapnya terbuat dari rumbia. Pada bagian tertentu rumah ini ditemukan ukiran (pinati-pati).
h.      Laika wuta
Laika wuta adalah jenis rumah tempat tinggal yang lebih kecil dari laika landa. Bentuk atapnya seperti rumah jengki.
i.        Raha Bokeo rumah Raja di daerah Mekongga Kolaka
Raha bokeo (di kolaka), adalah jenis rumah tempat tinggal raja-raja (bokeo) Mekongga di Kolaka, ukurannya besar jumlah tiangnya 70 buah, yang terdiri rumah induk 25 tiang, ruang tambahan (tinumba) atau ancangan 20 tiang (otusa), teras depan (galamba) 10 tiang dan dapur (ambolu) 15 tiang. Sedangkan raha bokeo untuk ukuran sedang jumlah tiangnya 27 buah, yang terdiri dari rumah induk 9 tiang, ruang tambahan (tinumba) 6 tiang, teras depan (galamba) 3 tiang dan dapur 9 tiang.
j.        O’ala (tempat penyimpanan padi)
O’ala yaitu jenis rumah penyimpanan. Yang dimaksud rumah penyimpanan adalah segala bangunan yang dipergunakan untuk tempat menyimpan benda-benda keperluan hidup. Bangunan ini antara lain adalah tempat menyimpan padi yang disebut o’ala (ala mbae) berarti lumbung padi.
k.      Laika walanda (rumah panjang gaya arsitek Belanda)
Laika walanda  adalah jenis rumah panjang. Laika walanda juga dikenal dengan rumamh pesangrahan yaitu rumah yang biasanya digunaka oleh orang-orang Belanda untuk bersantai seperti berdansa ataupun pesta. Pada ruang tengah sepanjang rumah ini ada runag kosong, sedang dibagian kiri dan kanan terdapat ruang istirahat yang lantainya setinggi pinggang dan berpetak-petak. Model rumah ini seperti asrama memanjanng.
l.        Laika mbondapo’a
Laika mbondapo’a adalah jenis rumah panggung tempat memanggang kopra. Bentuknya seperti rumamh jengki yang tidak memiliki diding (orini). Lantainya lebih agak tinggi dari dasar tanah. Pada saat pemakaiannya, panggung ini diselubungi daun kelapa sambil memberi pengapian dibawahnya.
Rumah tinggal suku Tolaki adalah rumah panggung yang berbentuk persegi empat panjang. Karena pada masa lalu belum dikenal ukuran meter, maka pembuatan rumah diukur dengan depa, misalnya 5 x 7depa dan seterusnya.
(Gambarnya menyusul setelah Bukunya Terbit, mohon ijin dari penulis)
Sumber bacaan:
Seminar Hasil penelitian Basrin Melamba, S.Pd, M.A. (Dosen Tetap Ilmu Sejarah FKIP UNHALU). Rekonstruksi Emik dan Etik Sebuah Penelusuran Budaya Rumah Adat di Kota Kendari. Seminar Tgl. 19 Februari 2008 di Hotel Aden Kendari. Bekerjasama dengan Bappeda Kota Kendari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar